sejarah masjid istiqlal jakarta Indonesia

Masjid Istiqlal ialah masjid terbesar di Asia Tenggara. Sebagai rasa syukur atas kemerdekaan yang diperoleh republik Indonesia masjid Istiqlaldapat kita artikan Merdeka. Ide awal pembangunan masjid ini ialah dari bapak. KH. Wahid hasyim (menteri agama tahun 1950) dan bapak Anwar Cokroaminoto. Tahun 1953 dibentuk lah pantia pembangunan masjid Istiqlal yang diketuai oleh Bapak. Anwar Cokroaminoto. Belio menyampaikan rencana pembangunan masjid pada Ir. Soekarno dan ternyata mendapatkan sambutan hangat dan akan mendapat bantuan sepenuhnya dari presiden.

Ir. Soekarno sejak tahun 1954 oleh panitia diangkat menjadi kepala bagian teknik pembangunan Masdjid istiqlal, dan belio juga menjadi ketua dewan juri untuk menilai syayembara maket Istiqlal. Tahun 1955 diadakan syayembara memebuat gambar dan Maket pembangunan masjid Istiqal. Diikuti oleh 30 Orang peserta dan hanya 27 orang peserta yang menyereahkan gambar. Dan hanya 22 orang saja yang memenuhi persyaratan lomba. Setelah di diskusikan oleh dewa juri yang menjadi pemenang ialah 5 orang dan dari 5 orang terebut terpilih Arsitek F Silaban dengan Sandi ketuhanan.

Pada tahun 1961 diadakan penanaman tiang pancang pertama pembangunan masjid Istiqlal. 17 tahun kemudian bangunan masjid selesai dibangun, dan penggunaannya dilakukan sejak tanggal 22 Februari 1978. Pembangunan majid ini didanai dengan APBN sebanyak 7.000.000.000 dan 12.000.000 US. Luas tanah areal masjid Istoqlal ialah 9.3 hektar. Lokasi pembangunan gedung ialah seluas 2,5 hektar terdiri dari; gedung Induk/Utama dan balkon bertingkat lima luasnya 1 hektar, bangunan teras 1,5 hektar, Areal parkir luasnya 3,35 Hektar, Pertamaan dan air mancur seluas 3,47 hektar.